
Dari Mana Datangnya Inspirasi Membuat Event?
Author: Michael Arief Gunawan - Saturday, 11 Dec 2021

Meskipun kita belum tentu pernah menyelenggarakan event, tetapi pasti pernah terlintas di pikiran: 'Wah seru juga yah kalo ada event seperti ini di tempat saya ada/versi Indonesia... saya pasti tertarik dan mengajak teman/keluarga!' Biasanya inspirasi ini datangnya sewaktu kita:
- Menghadiri event/venue (in-person maupun virtual)
- Menonton video (terkadang rekaman event program)
- Mendengar podcast (terkadang audio event program)
- Membaca buku/artikel, atau melihat foto/poster event
- Berbicara dengan teman/keluarga/rekan kerjaa
Inilah yang disebut 'AHA!' Moment dimana lampu menyala terang dalam kepala kita. Terkadang inspirasi juga datang dari suatu tema seperti hari besar/libur nasional. Contohnya: World Creativity & Innovation Day (21 April), dan World Mental Health Day (10 Oktober) yang sangat sesuai dengan kondisi pandemi dimana banyak yang merasa terisolasi dan sendiri, sehingga menimbulkan masalah mental seperti depresi.
Supporting Data (Data Pendukung)
Dan jika kita memang suka menyelenggarakan event, pasti akan muncul ide 'Bagaimana kalau saya coba menyelenggarakannya? Apakah memungkinkan? Adakah peserta/sponsor yang ingin turut berpartisipasi?'
Sebelum memutuskan menyelenggarakan event, kita harus menggali lebih lanjut apakah ini memungkinkan? Ini membutuhkan data pendukung sehingga ide berkembang menjadi proof of concept (konsep yang terbukti), tidak hanya keinginan kita semata.
Mari ambil contoh apabila kita berpikir untuk menyelenggarakan perayaan World Mental Health Day.
Sewaktu melakukan google search dengan kata kunci 'angka kesehatan mental Indonesia 2020' kita akan menemukan banyak artikel yang menjadi referensi penting mendukung event ini. Contohnya artikel berikut dari Media Indonesia:
Sebisa mungkin kita mencari artikel/sumber yang terbaru & terpercaya, baik media maupun tokoh yang berpengalaman di bidang ini. Dan apabila ada data mengenai potential audience di lokasi terdekat, ini akan sangat membantu.
Artikel ini dimulai dengan kalimat pembuka: 'KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) mencatat selama pandemi covid-19, hingga Juni 2020, ada sebanyak 277 ribu kasus kesehatan jiwa di Indonesia. Jumlah kasus kesehatan jiwa itu mengalami peningkatan dibandingkan 2019 yang hanya 197 ribu orang' yang mengkonfirmasikan adanya kebutuhan.
Cara lain adalah dengan menggunakan data kita sendiri yang mungkin terkumpul melalui event, FGD (Focus Group Discussion) / survey.
Data Validation & Research
Kita dapat hendak menggali lebih lanjut dapat menghubungi wartawannya: 'Destyan Sujarwoko' yang dapat dikontak via Twitter. Kemungkinan dia tidak hanya dapat menyediakan informasi lebih detail, bahkan memperkenalkan kepada narasumber berita yaitu: Direktur Pencegahan & Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa & Napza, Ditjen P2PL Kemenkes: Siti Khalimah atau Direktur RSJ Sambang Lihum: I Gede Dharma Putra yang nantinya bisa diundang sebagai narasumber/bintang tamu.
Terlebih lagi dituliskan bahwa: 'Dalam upaya membantu masyarakat mendapatkan konsultasi kesehatan jiwa, Kemenkes RI meluncurkan aplikasi Sehat Jiwa. Aplikasi itu bisa dimanfaatkan masyarakat yang mengalami tekanan mental dan tidak mampu mengatasi stres atau depresi dengan mengonsultasikan permasalahan mereka.'
Ini mungkin dapat membuka pintu kolaborasi dimana Kemenkes menjadi salah satu sponsor pendukung event dengan menghubungi Staf Ahli Menkes Bidang Hukum Kesehatan: Kuat Sri Hudoyo yang namanya juga disebutkan di artikel ini.
Langkah Berikutnya
Pastikan kita mempunyai Tujuan Event yang jelas. Apabila tujuannya searah dengan Aplikasi Sehat Jiwa yang 'kini punya menu baru yaitu bimbingan dan konseling kesehatan jiwa dengan para psikiater dan psikolog.' kemungkinan kita dapat berkolaborasi dengan Kemenkes.
Kita juga harus memahami Target Audience untuk event ini. Apakah hanya terfokus ke mereka yang 'terdampak secara ekonomi tapi juga mengalami stres dan tekanan mental akibat PHK dan pembatasan sosial.'?
Kita dapat menghubungi Ketua Asosiasi RSJ dan Ketergantungan Obat Indonesia: Bambang Eko yang dikutip oleh artikel ini, untuk memahami target audience kita dengan baik. Kemudian baru membuat Konsep Event yang sesuai, beserta Program & Content yang memenuhi tujuan event & kebutuhan peserta.
Dan terakhir kita dapat menyelenggarakan event berkolaborasi dengan Asosasi RSJ dan Ketergantungan Obat Indonesia, seperti yang disebutkan Bambang Eko "Melalui momen Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2020, kita ingin akses lebih besar kepada masyarakat untuk pelayanan kesehatan jiwa..."
Tertarik belajar lebih lanjut langkah-langkah bagaimana merencanakan event dengan sukses? Yuk join FREE Workshop: Planning Successful Events with Contents & Collaboration, silahkan undang teman organizer juga, see you!
Tulis komentar