
Agroecology: Mutually Enhancing Farming
Author: Michael Arief Gunawan
Created: Wednesday, 22 Jun 2022
Updated: -

Dengan background researcher yang juga langsung terjun ke lapangan, Nico Wanandy memulai dengan menjelaskan mengenai pemanasan global yang terjadi karena kegiatan agrikultur seperti memakai pupuk sintetis, tidak mengelola kotoran hewan untuk menyuburkan tanah dan menghasilkan gas methan.
Nico juga menggarisbawahi pentingnya menjaga biodiversitas alam, terutama spesis batu kunci (keystone species) yang sangat berperan dalam menjaga keberlangsungan rantai makanan di suatu ekosistem melalui rantai makanan. Contohnya pohon beringin yang apabila ditebang, akan secara tidak langsung membunuh tumbuhan dan binatang di sekitarnya.
Meskipun kita sudah lelah menghadapi covid, terlebih lagi ancaman resesi, ancaman yang jauh lebih besar lagi adalah climate change (perubahan iklim) yang akan mengakibatkan biodiversity loss, dan mempengaruhi hidup kita semua sewaktu terjadinya krisis pangan.
Perubahan iklim menyebabkan berbagai masalah seperti meningkatnya populasi hama yang menyerang tanaman. Untuk memberantanya dengan cepat, petani sering menggunakan racun seperti pestisida, yang menyebabkan pencemaran dan membunuh serangga-serangga baik lainnya seperti lebah yang membuat madu, dan laba-laba yang sebenarnya dapat mengontrol populasi hama secara alami.
Jenis makhluk mikroba yang membantu kesuburan tanah seperti jamur metarhizium pun tidak dapat bertahan, sehingga membuat tanah semakin mudah diserang hama. Bahkan residu zat kimia nya akan menyatu dengan tanaman yang kemudian kita makan sehari-hari, menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Contohnya zat glisofat yang ditemukan memiliki efek samping seperti autisme pada bayi ketika dikonsumsi oleh ibu hamil. (Do we really need pesticide?)
Salah satu permasalahan utamanya adalah cara pandang manusia yang hendak menguasai alam. Dengan pertumbuhan populasi dan konsumsi yang tidak terkontrol, kekayan biodiversitas terancam. Karena itu edukasi kepada masyarakat luas menjadi sangat penting, salah satu tujuan LiveLife menyelenggarakan Event Ideas Hackathon, agar mahasiswa dapat memahami mengenai sustainability & menyampaikan pesan kepada masyarakat luas melalui event.
Kesehatan Tanah
Tanah yang subur berwarna hitam karena kaya dengan kandungan organik & mikro organisme. Bayangkan satu sendok teh mengandung lebih banyak mikro organisme dari jumah penduduk di bumi! Sebenarnya tanah adalah organisme raksasa yang hidup, bukan sekedar media untuk tumbuhnya tanaman.
Berdasarkan statistik tahun 2017, di Indonesia ada 80 juta hektar tanah yang rusak, dimana 50 juta hektarnya dalam tahap kritis. Kemungkinan sekarang angka ini telah meningkat, menjadikan kesehatan tanah masalah yang sangat serius tanpa kita sadari.
Setelah mengalami dampak covid, kita dihadapkan ke pilihan, apakah tetap mengejar pertumbuhan ekonomi terus menerus dimana hanya segelintir kalangan menjadi kaya raya, atau pertumbuhan berkelanjutan yang menyejahterahkan banyak orang & melindungi lingkungan?
Solusi nya tidaklah mudah dan sederhana, tetapi ini adalah jalan yang harus kita ambil.
Agroecology
Solusi yang dianjurkan adalah agroecology yaitu konsep pertanian yang harmonis dengan alam. Meliputi ekonomi berkelanjutan, kesejahteran sosial & ekosistem sehat, sehingga terjadi hubungan saling mendukung (mutually enhancing relationship), tidak hanya sumber daya finansial, tetapi juga politik, sosial, manusia, budaya, alam, dan buatan.
Seringkali kita memiliki prioritas yang terbalik, menganggap aspek ekonomi paling penting. Tetapi ternyata kesejahteraan hanya akan terjadi jika kita memiliki alam (biosphere) yang sehat, dimana aspek sosial seperti budaya dapat berkembang. Alam selalu menginspirasi budaya, contohnya bentuk cangkul yang berbeda bahkan di Jawa tergantung oleh kekerasan tanah, makanan yang bahan dasar & proses pembuatannya dipengaruhi oleh alam sekitar (kita akan membahasnya di Talk #10: Local Wisdom), tarian seperti upacara perayaan panen, dan bahkan ornamen & pakaian (seperti bulu burung kasuari di Papua karena hewan endemik) yang warnanya juga berasal dari alam sekitar.
Pendekatan agroecology bersifat menyeluruh dengan meliputi berbagai bidang seperti:
- Ecology: Hubungan antara organisme dan dengan habitatnya
- Anthropology: Perkembangan suatu masyarakat & budayanya
- Sociology: Perilaku manusia dari sisi sosial (masyarakat)
- Ethnocology: Interaksi manusia dengan alam / habitatnya
- Biological control: Kontrol hama menggunakan musuh alami
- Ecological economics: Ekonomi ramah alam & berkelanjutan
- Agricultural sciences: Ilmu pertanian
Beberapa manfaat agroecology adalah: Kembalinya mikro organisme yang positif di tanah, terkontrolnya hama, meningkatnya kesehatan makanan, meningkatnya produksi total (eg gabah kering), meningkatkan rendemen, dan meningkatkanya kualitas dari hasil panen.
Tani Perkotaan
Ternyata pendekatan ini dapat juga dilakukan di kota, contohnya di rooftop (loteng) kantor untuk tanaman seperti lidah buaya, padi, dan bahkan pisang dalam pot selama tanahnya kaya dengan unsur organik & mikroba! Kemudian hasilnya dapat dimasak & dinikmati secara langsung & segar, dan sampah dapurnya dibalikan lagi ke atas untuk fermentasi, sehingga terjadi circular economy / mutually enhancing farming skala kecil.
Nico juga memberikan contoh-contoh pendekatan agroecology di perkotaan, untuk detailnya silahkan tonton video recording nya.
Karena itu Nico melihat PETANI sebagai: Penjaga Ekosistem Tanah Air Nusantara Indonesia, profesi sangat penting dan kesejahteraannya harus dibuat setara dengan profesional lainnya seperti dokter, pengacara, insinyur dan akuntan. Akanlah ideal di masa depan apabila hasil pangan yang dihasilkan petani dapat di telusuri apakah dari tanah yang subur secara alami dengan kadar karbon di atas 3%. Begitupula dengan rantai pasokan, dimana supermarket tidak akan menerima apabila hasil pangan nya tidak melalui pendekatan agroecology, terutama karena masyakarat menjadi semakin peduli dengan kualitas makanan.
Pada intinya, kita harus belajar untuk hidup secara berdampingan & harmonis tidak hanya dengan manusia, tetapi juga dengan alam. Alam termasuk tanah, tumbuhan, dan binatang bukanlah objek, tetapi subjek. Seperti kita manusia yang berkolaborasi, tanah pun dengan tumbuhan, dan mikroba termasuk bakteri dan fungi (jamur) melakukan simbiosis mutualisme untuk berkelanjutan.
Call-to-Action (Apa yang bisa kita lakukan?)
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu mendukung gerakan agroecology ini:
1) Sharing info & masukan diatas (more resources) ke teman, rekan kerja & keluarga
2) Mengundang LiveLife untuk mengisi program event, silahkan WA di +65 9685 1140
3) Menyelenggarakan event untuk mengedukasi masyarakat eg via Event Ideas Hackathon
4) Bergabung menjadi Earth Buddy bagian dari #SaveSoil
5) Mendukung gerakan ini sebagai organisasi, silahkan hubungi corporate.europe@consciousplanet.org
6) Memberikan ide menarik yang dapat diimplementasikan, misalnya program ecotourism mengujungi lahan pertanian dan belajar mengenai agroecology sambil mendapatkan pengalaman yang berkesan dan mencicipi hasil alam yang berkualitas.
Resources
Gara-gara perubahan iklim, serangga jadi mudah lapar & lebih rakus.
Petani gagal panen di lumbung pangan kalteng
Mikroba tanah membantu pertumbuhan tanaman asupan yang lebih baik
Bagaimana mikroba dapat membantu untuk memberikan makan dunia
Tulis komentar