
Bumbu Makanan & Konsep Event
Author: Michael Arief Gunawan
Created: Wednesday, 31 Aug 2022
Updated: -

Pagi ini (Minggu, 28 Aug) saya berolahraga di GBK, kita berjalan santai di taman yang rindang dengan pepohonan. Udara pagi hari terasa sangat segar dan relaxing, mungkin ini salah satu tempat dimana kita merasa dekat dengan alam di tengah hiruk pikuknya Jakarta.
Sewaktu berhenti menikmati kelapa segar, salah satu teman terlihat sangat excited dan saya bertanya 'Kenapa?' Jawabnya 'Gua baru aja beli bumbu makanan rica-rica dari restoran yang gua suka!' Saya bingung, kenapa tidak membeli makanannya saja langsung?
Ternyata tidak hanya jauh lebih murah karena hanya perlu membeli daging dan sayurannya secara terpisah yang juga lebih segar, kita bahkan dapat membuat resep baru dengan daging dan sayuran lainnya! Sebagai event planner, langsung saya mendapatkan 'aha!' moment.
Sejak pandemi, LiveLife harus beradaptasi dengan disrupsi besar-besaran di industri event. Dalam 2.5 tahun ini kami telah berbicara dengan 50+ event organizer baik pihak ketiga, brand, non profit, NGO, dan juga asosiasi dan komunitas untuk memahami tantangan mereka dan bagaimana menghadapinya?
Kami juga menghadiri puluhan event yang membahas masa depan industri event di luar negeri, terutama US, Canada & Europe, yang sekarang memungkinan secara FREE via zoom dan platform lainnya! Banyak sekali pelajaran dan masukan yang kami dapatkan dan langsung implementasikan di event virtual seperti Art of Storytelling (series) & Event Ideas Hackathon.
Kembali ke bumbu masakan, ini adalah analogi sama dengan yang terjadi di industri event.
Event planner, terutama pihak ketiga yang menyediakan jasanya untuk client, hanya dibayar ketika selesai menjalankan event, yang sudah termasuk concept. Sama seperti kita sewaktu membeli makanan, kita membayar untuk makanan yang telah dimasak, yang sudah termasuk pembuatan bumbunya.
Apa intisari suatu makanan?
Yah pasti bumbunya. Coba bayangkan bakmi ayam, ramen, ayam goreng, bahkan gado-gado tanpa racikan rahasia bumbunya? Hanyalah kumpulan bahan dasar seperti daging & sayuran yang dapat dibeli langsung di pasar dengan sangat jauh lebih murah. Tentu saja terkadang bakmi atau bakpao nya dibuat sendiri beserta proses persiapan nya yang unik, tetapi kembali lagi bumbu tetap menjadi salah satu elemen yang paling penting.
Ini sesuai dengan metode Smart Event Design yang LiveLife kembangkan dengan element utama: Design (racikan bumbu) & Deliver (memasaknya) Concept.
Bagaimana jika planner juga dibayar untuk Design Concept nya yang termasuk blueprint bagaimana menjalankan eventnya?! Sehingga event owner dapat memutuskan apakah juga hendak menggunakan jasa Deliver Concept nya, atau melakukannya sendiri secara internal / dengan planner lainnya?
Ini tidak hanya akan membuka pemasukan baru untuk event planner dan tidak lagi khwatir conceptnya akan dicuri, event owner juga dapat mengvalidasi concept yang dibuat sebelum mengeluarkan dana (terutama projek besar) untuk meningkatkan kemungkinan suksesnya event ini melalui concept validation?!
Ingin tahu lebih lanjut? Silahkan join Komunitas Smart Event Designer dan register dengan Login disini untuk mendapatkan update mengenai best practices in Smart Event Design, beserta undangan untuk event mendatang.
Tulis komentar