
Memahami Target Audience dengan Baik
Author: Michael Arief Gunawan - Saturday, 11 Dec 2021

Seringkali organizer langsung merencanakan konsep & program event setelah menetapkan event goal & objective. Ini salah satu penyebab utama mengapa tidak banyak peserta yang tertarik mengikuti event tersebut.
Memahami siapa calon peserta event (target audience) sangatlah penting, terutama sebagai organizer kita sering menyelenggarakan event dengan peserta yang berbeda dengan kita, baik dalam perilaku maupun kebutuhan.
Tahukah anda bahwa manuskript buku Harry Porter pertama (Harry Porter & The Philosopher's Stone) ditolak oleh 12 publisher sebelum akhirnya diterima oleh publisher kecil setelah anak perempuannya membacanya dan meminta ayahnya untuk mempublikasikan?
Demography & Psychography
Akanlah ideal jika kita sendiri adalah calon peserta event yang kita rencanakan. Tetapi meskipun demikian, kita seringkali membuat asumsi bahwa peserta lainnya pasti mempunyai perilaku dan kebutuhan yang sama dengan kita. Mungkin saja mereka tertarik menghadiri tetapi untuk tujuan yang berbeda?
Empati sangatlah penting untuk benar-benar memahami siapa target audience kita. Mari kita teruskan contoh di blog sebelumnya dimana kita menyelenggarakan perayaan World Mental Health Day, ada beberapa potential peserta:
- Yang Mengalami Gangguan Mental
- Yang Sembuh dari Gangguan Mental
- Yang Merawat Penderita Gangguan Mental
Seperti yang anda lihat, setiap audienceberbeda, baik secara demography, maupun psychography (perilaku & kebutuhan). Terkadang kita terlalu fokus kepada demography, yang meskipun berguna dan lebih mudah untuk diidentifikasi, terkadang kurang membantu dalam memastikan apakah event ini sesuai untuk mereka.
Empati
Kita ambil contoh target audience pertama: 'Peserta yang Mengalami Gangguan Mental', merekapun dapat dibagi lagi secara demography, misalnya dari segi age group: 16-23 (pelajar SMU & universitas) dan 24-30 (pekerja & dewasa). Secara psychography mereka tentu saja mempunyai perilaku berbeda berhubungan dengan topik kesehatan mental.
Pelajar mungkin melihat rendahnya prestasi akademik & putus pacaran sebagai penyebab utama kesehatan mental, sedangkan bagi pekerja adalah PHK & susahnya mencari pekerjaan. Disini terlihat jelas bahwa setiap target audience memiliki kebutuhan yang berbeda.
Bagaimana kita memahami sisi psychography peserta? Ada beberapa cara, salah satunya menggunakan Empathy Map, dimana kita memetakan perilaku mereka terhadap topik event misalnya kesehatan mental. Setelah memetakan perilaku mereka, akan lebih mudah melihat tantangan yang mereka hadapi dan bagaimana event kita dapat memenuhi kebutuhan mereka (pain menjadi gain)
Perilaku Peserta
Kita perlu mencari tahu perilaku peserta terhadap topik event, contohnya kesehatan mental 'Apa yang mereka pikirkan, rasakan, dan lakukan mengenai kesehatan mental? Apa tantangannya & bagaimana mereka menghadapinya? Contohnya:
- Tidak tahu apakah dirinya menderita gangguan mental atau hanya stress saja
- Masih melihat penderita gangguan mental sebagai orang gila karena teman/keluarga
- Tidak tahu dimana ada yang mengalami hal yang sama/berhasil melaluinya
- Merasa malu untuk memberitahu orang terdekat karena takut dijauhi / dikucilkan
- Mencoba memberitahu orang dekat/atasan, tetapi tidak dianggap serius, hanya stress
- Mencoba google search tetapi terlalu banyak info, tidak tahu sumber yang terpercaya
- Berusaha beraktivitas dan bekerja tetapi kesehatan mental menjadi lebih buruk sejak pandemi
Kesiapan Menghadapi Tantangan
Seperti yang dapat dilihat dari perilaku diatas, peserta memiliki tingkat kesiapan yang berbeda dalam menghadapi tantangan:
- Unaware - Audiens tidak merasa ada masalah: Tidak tahu apakah menderita gangguan mental/stress saja
- Problem Aware - Tidak merasa ada solusi: Melihat gangguan mental = orang gila, tidak dapat melakukan apa-apa + tidak tahu dimana ada orang yang mengalami hal yang sama/berhasil melaluinya + merasa malu takut dijauhi/dikucilkan / mencoba memberitahu orang dekat/atasan,tetapi tidak dianggap serius, hanya stress
- Solution Aware - Tidak tahu mengenai solusi anda: Mencoba google search tetapi terlalu banyak info, kebingungan + berusaha beraktivitas tetapi terlalu banyak info, tidak tahu sumber yang terpercaya
- Product Aware - Tidak yakin solusi anda sesuai: Tidak mengetahui apakah efektif, apakah ada kisah suksesnya?
- Most Aware - Menunggu tawaran menarik dari anda: Tertarik tetapi masih menunggu discount/penawaran menarik
Pendekatan ini sangat berguna sehingga kita benar-benar memahami kebutuhan mereka dan konsep + program event apa yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pendekatan ini dibuat oleh Eugene Schwartz, salah satu copywriter & advertising expert paling sukses sepanjang masa, dan terbukti sangat efektif dalam meyakinkan prospek.
Kebutuhan Peserta
Dari pengalaman LiveLife membantu +350 event organizers, kami melihat ada 3 kebutuhan utama peserta menghadiri event:
- Fungsional: Mendapatkan info, skills, solusi untuk memecahkan masalah
- Sosial: Berinteraksi dengan teman & keluarga, atau bertemu kontak baru
- Emosional: Merasakan suatu pengalaman, merasa termotivasi/terinspirasi
Untuk Peserta dengan Gangguan Mental & Kesiapan 'Unaware & Problem Aware', mereka mungkin mempunyai kebutuhan berikut:
- Fungsional: Memahami benar kesehatan mental, dapat mendiagnosis kesehatan mereka, mendapatkan tips menghadapinya, beserta solusi dalam bentuk produk (e.g. buku, obat), maupun service (e.g. perawatan klinik, counseling)
- Sosial: Berinteraksi dengan Peserta yang Sembuh dari Gangguan Mental untuk memahami bagaimana mereka mengatasinya, dan juga dengan Peserta dengan Gangguan Mental lainnya untuk bertukar masukan & pengalaman pribadi
- Emosional: Merasakan bahwa mereka tidak sendirian, bahwa ini sesuatu yang dapat disembuhkan, sehingga termotivasi untuk mengambil langkah pertama, dan terinspirasi membantu mereka dengan gejala kesehatan mental lainnya
Sekarang kita mulai dapat merancang konsep event untuk memenuhi kebutuhan peserta & tujuan event
Ingin belajar bagaimana mengidentifikasikan target audience terutama perilaku & kebutuhan mereka? Yuk join FREE Workshop: Planning Successful Events with Content & Collaboration, anda juga akan mempelajari rahasia dibalik event yang sukses, beserta praktek langsung untuk merencanakan event impian anda!.
Tulis komentar